Jum’at 28-09-2012
Fort de Barabai (Benteng Barabai)
Sejak kapankah bangsa Belanda untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di
Barabai? Suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Namun yang pasti Belanda datang
kesini karena mereka tertarik melihat daerah Barabai dan sekitarnya adalah sebuah
kawasan yang strategis dengan tanah yang subur, hasil hutan, perkebunan, pertanian
dan kekayaan alamnya yang melimpah ditambah iklimnya yang sejuk. Oleh karena
ketertarikan itulah maka mereka membangun perkampungan untuk mereka tinggali
serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengeruk kekayaan daerah ini. Agar
perkampungan dan aset-aset mereka tidak diganggu oleh punduduk asli (pribumi),
merekapun membangun sebuah benteng yang dikemudian hari dikenal dengan “Fort
de Barabai (Benteng Barabai)”.
“Fort de Barabai (Benteng Barabai)” di tahun 1867
Menurut orang-orang tua kita, setelah kemerdekaan benteng ini dijadikan markas tentara kita dan dibekas lokasi benteng ini sekarang berdiri Kantor Bupati
Sejak pecahnya Perang Banjar pada tanggal 18 April 1859, benteng ini sering sekali
diserang, namun serangan terbesar terhadap benteng ini terjadi pada tanggal 3 Juli
1861 yang dipimpin oleh Raksa Yuda.
Selain pertempuran di benteng ini, pertempuran besar lainnya yang juga pernah terjadi di Barabai dan sekitarnya adalah diantaranya :
Pertempuran
di Pamangkih, Walangku, Kasarangan, Pantai Hambawang, Barabai dan Aluan
pada tanggal 8 Maret 1860.
Pertempuran di Tanah Habang pada tanggal 1 Mei 1860.
Pertempuran di Pagat pada tanggal 18 Mei 1861.
Pertempuran
di Barabai yang
dipimpin oleh Gusti
Wahid pada tanggal 27
Mei 1861.
Pertempuran
di benteng Limpasu pada tanggal 1 Agustus 1861.
Pertempuran di Jatuh yang dipimpin oleh Penghulu Muda pada tanggal 5 Desember 1861.
Pertempuran di Jatuh kedua juga dipimpin oleh Penghulu Muda pada tanggal 26 Desember 1861.
Artikel lainnya :
Bupati Barabai tahun 1926 - 1929